Sukusinema Meraih Dua Penghargaan Sebagai Best Documentary dan Best Cinematography Lewat “The Silenced Soil”

Berjudul “The Silenced Soil,” sebuah film dokumenter yang diproduksi Sukusinema, berhasil meraih dua penghargaan sebagai Best Documentary dan Best Cinematography dari empat kategori nominasi pada perhelatan Awarding SocioFrame Competition 2025, di Ruang Audiovisual Grhatama Pustaka, Yogyakarta (21/6).

Bertemakan “Di Antara Kita”, SocioFrame Competition yang merupakan bagian dari CMR Studio yang berbasis di Yogyakarta, telah memulai rangkaian pembukaan selama sebulan sejak 12 Mei untuk penyerahan karya. Dengan juri yang diantaranya Riza Pahlevi, seorang sutradara dan penulis film layar lebar Indonesia, serta Andrew Kalaweit yang aktif sebagai konten kreator dan aktivis lingkungan.

Tidak hanya berhasil meraih penghargaan, The Silenced Soil juga berhasil tayang pada perhelatan Montaj (Movie Event Padjajaran) 2025 yang mengangkat tema, “Tetap Hidup Di Antara Yang Layu”. Melalui programnya Layar Dokumenter, film produksi Sukusinema ini menjadi film pertama yang ditayangkan di Auditorium Fikom Universitas Padjajaran (20/6).

Melalui harapan untuk mampu menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan, keberagaman, serta dinamika sosial, The Silence soil yang disutradari oleh Dara Asia Nashwa Aliela, merupakan film dokumenter yang mengangkat tentang pagelaran pemeran lukisan seorang seniman, Yos Suprapto, yang dibatalkan karena ketidaksepemahaman antara seniman, kurator, dan pihak galeri.

Sebuah film yang lahir dari keyakinan bahwa setiap bentuk ekspresi terhadap situasi sosial, politik, dan lingkungan patut diberi tempat, bukan dibatasi. (H2M)