Tentang Rumah Kreatif Suku Seni Riau

Untuk Sebuah Muara Menjadi "Ruang Arsip Seni Riau"

Teroka Arsip 5 Lokus telah memasuki lokasi ketiga, tepatnya di Kabupaten Pelalawan pada Jumat (10/1/25). Bersama Kepala Suku Seni Riau, Marhalim Zaini dan tiga anggota tim Ruang Arsip Suku Seni, perjalanan menempuh waktu 1 jam 30 menit. Dengan hampir genap pukul 10.00 WIB, setiba di Pelalawan titik pertama yang dikunjungi ialah Perpustakaan Daerah Pelalawan yang terletak di Jalan Abdul Jalil, Pangkalan Kerinci, tepatnya di seberang Gedung Daerah Pelalawan.

Di Perpustakaan Pelalawan, tim Ruang Arsip Suku Seni bertemu dengan pegawai perpustakaan, Normalina yang bekerja sebagai pengawas perpustakaan, juga beberapa pegawai lainnya yang juga bekerja di Dinas Pengarsipan dan Perpustakaan Pelalawan. Di waktu yang bersamaan juga, hadir juga Dugang, salah satu pegawai dari Dinas Pariwisata Pelalawan yang membantu memberikan keterangan-keterangan terkait arsip-arsip yang ada di Kabupaten Pelalawan.

Di Perpustakaan Pelalawan, Tim Arsip Suku Seni menemukan dua buku yang ditulis oleh penulis yang berasal dari Pelalawan. Buku-buku tersebut mengangkat tema kebudayaan dari Nyanyi Panjang Bujang Tianang dan Nyanyi Panjang Sutan Pominggie yang kedua buku tersebut ditulis oleh Herman Maskar.

Setelah selesai dari Perpustakaan Pelalawan, Tim Arsip Suku Seni menuju gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Pelalawan yang masih pada jalan yang sama dengan Perpustakaan Pelalawan, yang berjarak lebih kurang satu kilometer. Di LAM, Tim Arsip Suku Seni juga menemukan buku-buku dengan berbagai tema seperti adat istiadat pernikahan melayu, pakaian adat melayu, hingga buku-buku terkait prosesi adat Kesultanan Pelalawan.

Tidak hanya buku-buku, tim pengarsipan Suku Seni yang dipandu oleh penjaga gedung LAM, Yulida, juga ikut membantu dan memberikan penjelasan bahwa di Gedung LAM Petalangan Pelalawan juga menyimpan berbagai album-album foto acara adat LAM dan bermacam benda-benda budaya melayu yang tersimpan di dalam lemari kaca.

Setelah selesai di Gedung Lembaga Adat Melayu Pelalawan, Tim Arsip Suku Seni melanjutkan pengarsipan pada malam hari dan berkunjung di kediaman salah satu seniman seni rupa, Muhammad Yulidin, seniman rupa sekaligus guru di SMAN 2 Pangkalan Kerinci. Di kediaman Yulidin, terdapat beberapa karyanya yang tergantung di tembok pada beberapa titik ruangan. Karya seni rupa yang dimiliki Yulidin merupakan seni rupa berjenis Kriya berbahan kulit. 8 kriya kulit yang ia gantung tersebut merupakan hasil dari tugas akhirnya semasa menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta.

Dan masih di kediaman Yulidin, Tim Arsip Suku Seni juga bertemu dengan Riki Hendra, seorang guru seni budaya yang juga Kepala Sanggar Seni Bina Tasik. Melalui penjelasan Riki, Sanggar Bina Tasik juga tidak hanya berfokus pada kesenian tari, namun juga terdapat kesenian musik yang di dalamnya terdapat pelajar-pelajar setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). (H2M)

Setelah 2 lokus sebelumnya, yakni Bengkalis dan Indragiri Hulu. 2 lokus lagi yang menanti di depan akan terus belanjut. Proses awal dalam penerokaan arsip seni. Demi memulai kerja-kerja panjang, untuk sebuah muara menjadi “Ruang Arsip Seni Riau”. Bukan kerja yang mudah, ditengah pengabaian arsip seni selama ini. Terserak entah dimana. Dan tentu akan menjadi tantangan, untuk tetap teguh bekerja di jalur sunyi ini, pelan-pelan, konsisten, dan optimistik