Pada Nobar Suku #7, menjadi episode terakhir yang tayang pada tahun ini. Berakhir pada episode 25, Nobar Suku menayangkan film yang diproduksi oleh Suku Sinema yang dilaksanakan pada Rabu (27/11). Dengan judul Seno and His Thought, atau bisa diartikan sebagai Seno dan Pemikirannya.
Berdurasi lebih kurang tujuh menit, film ini bergenre drama-komedi yang berbeda dari enam tayangan Nobar Suku sebelumnya. Film ini berkisah tentang pemikiran Seno yang sulit mengatakan tidak, bahkan terus berkata iya untuk sesuatu yang ia tidak suka. Hingga suatu waktu, Seno menerima tawaran dari seorang wanita untuk menjadi pacarnya.
Mengangkat kisah seorang pria yang bernama Seno, yang selalu dihadapkan oleh pikiran yang kerap mengganggu prinsip hidupnya. Seno sering kali harus berpikir panjang untuk memutuskan segala hal yang ada di hadapannya. Namun terkadang, kebingungan menjadi masalah terbesar saat ia harus menentukan iya atau tidak terhadap pilihannya.
Lucky Wijaya Prima, sebagai produser yang juga hadir sebagai narasumber diskusi menjelaskan, bahwa film Seno and His Thought ini dimulai dengan menjelaskan hal-hal yang dekat dengan lingkungan kita. Dengan istilah People Pleaser, film ini menggambarkan diri Seno yang berusaha menyenangkan orang lain, bahkan terkadang mengorbankan diri sendiri.
Bukan hanya karena ‘tidak enakan’ menolak permintaan orang lain, namun hal ini karena dilandasi trauma Seno yang kehilangan ibu dan adiknya lantaran menolak ajakan ibunya untuk membawa adiknya yang meminta untuk dibawa jalan-jalan.
Zulfikar, yang kerap disapa sebagai Ibenk, menanggapi tentang isi film yang menanggapi tentang pemikiran Seno yang sulit untuk menolak permintaan orang yang menjadi karakter dalam problem pribadi dalam kisah ini. Meski begitu, tema dalam film ini mengangkat sesuatu yang memang banyak terjadi di masyarakat.
Ibenk juga menambahkan bahwa secara teknis film, Ibenk tidak terlalu ingin menanggapi, namun Ibenk lebih banyak menekankan pada diskusi film yang memberikan wadah bagi penikmat film dengan menghadirkan diskusi pada film-film yang diproduksi. Dengan hadirnya diskusi-diskusi film, sehingga memunculkan budaya baru bagi perfilman di Pekanbaru.
© 2024 Rumah Kreatif Suku Seni Riau