UFO dan Alienasi Patriarki Islam-Melayu

Kali ini, pada episode 24 #6, Nobar Suku yang ditayangkan oleh Suku Sinema pada Rabu (20/11), menayangkan film tentang seorang adik yang mempercayai adanya UFO dari pengakuan yang dilihat abangnya di detik terakhir sebelum akhirnya abangnya meninggal dunia. Bergenre Science-fiction, film yang diproduksi oleh Sushowers Film ini menyinggung tentang Alienasi yang terjadi di masyarakat.

Raka, yang menganggap almarhum abangnya benar-benar mengaku melihat UFO adalah agar supaya Raka tidak terlalu berduka dan meratapi kepergian abangnya. Karena merasa dibohongi abangnya, Raka bersama temannya, Edo, menyisir situs bekas galian minyak Pan American Petroleum di Panam, Pekanbaru. Penyisiran itu terus berlanjut, yang kemudian terjadi perdebatan yang membuat Raka dan Edo terpisah jalan. Hingga akhirnya, Raka berhadapan dengan dedengkot geng motor sadis yang membuat ia harus kehilangan Edo, teman baiknya.

Menjawab makna dari isi film ini, Aby Kusdinar, sebagai penulis dan sutradara film ini menjelaskan bahwa film ini adalah tentang alienasi, yakni tentang dampak utama dalam masyarakat patriarki Islam-Melayu yang berlapis-lapis. Bagi Aby, UFO menjadi simbol yang ia gunakan untuk mewakili hal ini. Menjadi simbolistik terhadap anak-anak yang dalam banyak hal menjadi larangan dan tabu terhadap apa-apa yang menjadi bahasan antara orang tua dan anak.

“Mereka yang menyimpang dari nilai-nilai tradisional dan mengadopsi cara-cara hidup non-heteronormatif, termasuk tidak memiliki anak, menunjukkan sifat-sifat kepribadian introvert, dan ideologi-ideologi lain yang dianggap ‘asing’, menderita konsekuensi menjadi orang buangan sosial,” ungkap Aby melalui pernyataan yang ia tulis. 

Randy Siwa, sebagai narasumber dalam Nobar Suku #6 mengemukakan bahwa pemanfaatan area dalam film ini sangat maksimal. Dalam pengambilan gambar, bagi Randy, “Kita seperti dimanjakan oleh sinematografi, yang membuatkan kita memikirkan bahwa ini tidak satu tempat.” Terlebih itu, Randy juga menjelaskan tentang sulitnya menemukan aktor di Pekanbaru, namun Randy melihat pada film ini karakter dari aktornya tidaklah kaku dan juga tidak over.

Berbicara keaktoran, Aby menjawab bahwa kurangnya membaca naskah dan latihan pada kedua aktornya menjadi kendala tersendiri dalam nge-direct film ini. Dan melalui film ini, Aby menyadari bahwa pentingnya asisten sutradara untuk mengkoordinasi pemeran yang perlu banyak difokuskan, terutama dalam pembacaan naskah dan latihannya para aktor. (H2M)