Nobar Suku Kembali hadir pada episode-21 dengan menayangkan film yang bertajuk Wak Degil di Studio Suku Seni, Rabu (30/10). Film yang diproduksi oleh Aksee Production ini merupakan sebuah film yang bergenre drama dengan mengisahkan pertemuan kembali tiga orang sahabat yang didasari oleh janji mereka untuk membuka kapsul waktu yang dikubur 10 tahun lalu.
Film ini bercerita tentang Iyan, Tria, dan Bani yang sudah berteman sejak mereka anak-anak. Adegan juga menampilkan dimana ketiga sahabat ini saling mencari tempat lokasi untuk menguburkan kapsul waktunya. Dan masalah muncul saat Iyan benar-benar lupa akan tempat dia mengubur kapsul waktunya. Berkali-kali mengingat, berpindah-pindah tempat, hingga perselisihan yang membuat Iyan dan Tria bertengkar hingga mengungkit luka lama yang dialami oleh Iyan.
Dan melalui judulnya, sutradara, Nursyakbani, atau yang kerap disapa Iban ini, menjelaskan bahwa judul “Wak Degil” yang berarti Wak adalah sebuah sapaan untuk teman sebaya. Dan Degil adalah istilah melayu untuk orang yang keras kepala. Wak Degil yang dimaksud adalah Iyan, sebuah gambaran karakter Iyan yang selalu membuat hal-hal kecil menjadi masalah serius. Dalam catatan tertulis, Iban juga menambahkan, “Pada akhir nya, hal yang kerap dianggap sepele akan berdampak pada kehidupan realitas.”
Barumun Nanda, pegiat film yang juga hadir sebagai narasumber disesi diskusi Nobar Suku menyampaikan bahwa melihat film Wak Degil ini penuh dengan tantangan, “Dengan tiga karakter yang saling ini melengkapi, film ini memberikan pilihan-pilihan yang baik,” imbuhnya. Hanya saja, bagi Barumun, membangun semiotik dalam film perlu memiliki pemaknaan. Ia juga menambahkan tentang adegan saat bermain gasing yang memiliki makna mengapa gasing itu penting. Dengan landasan ini, bagi Barumun hal ini menjadi penting terutama dalam membangun makna di masyarakat budaya.
Menjawab hal tersebut, Iban menjelaskan yang erat kaitannya adalah tentang bagaimana dasar cerita dari film ini muncul. Iban menjelaskan bahwa sebagai sutradara ia ingin menyampaikan pesan masa anak-anak yang menampilkan beberapa permainan saat ia kecil. Karena inilah yang menjadi dasar tentang apa yang paling dekat tentang masa anak-anak.
Tidak sampai di situ, Iban juga menyampaikan bahwa yang menjadi tantangan dalam proses pembuatan film ini adalah beradaptasi dengan aktor yang masih berusia sangat muda. Iban juga mengeluhkan bahwa ia juga merasakan kesulitan mengurus aktor-aktor yang masih anak-anak ini dan menjadikan ini sebagai tantangan tersendiri bagi Iban bersama kru-kru lainnya saat menggarap film Wak Degil ini. (H2M)
© 2024 Rumah Kreatif Suku Seni Riau